Minggu, 24 Maret 2019

Seleksi Induk Ikan Lele Siap Pijah


Tidak semua ikan lele yang melewati ukuran konsumsi bisa dijadikan indukan. Induk yang digunakan pada pembenihan ikan harus merupakan induk unggul, sehingga benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang unggul juga. Oleh karena itu, sebelum proses pemijahan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan seleksi induk. Usahakan induk jantan dan betina berasal dari keturunan yang berbeda. Hal ini untuk menghindari perkawinan satu keturunan (inbreeding).
Proses Seleksi Induk (sumber : dok. pribadi)
Induk lele yang akan dipijahkan harus melalui proses seleksi dan memenuhi syarat tertentu. Tujuan utama seleksi induk adalah untuk mengetahui tingkat kematangan gonad induk. Kriteria induk unggul antara lain : sehat dan tidak cacat, pertumbuhan baik, umur minimum 1 tahun, dan bobot per ekor minimum 1 kg. 
Induk Betina dan Jantan Siap Pijah (sumber : dok. pribadi)
Ciri-Ciri Induk Betina Siap Pijah 
Secara umum, induk ikan lele betina yang matang gonad atau siap pijah memiliki ciri-ciri yaitu : 
  1. Ikan terlihat jinak
  2. Pergerakan lambat
  3. Warna tubuh cokelat kemerahan
  4. Perut membesar dan terasa lembek
  5. Lubang kelamin membulat, membesar, dan berwarna kemerahan
  6. Keluar butiran telur jika perut diurut ke arah anus
Induk Betina Siap Pijah (sumber : dok. pribadi)
Induk Jantan
Sedangkan, induk ikan lele jantan yang matang gonad atau siap pijah memiliki ciri-ciri yaitu : 
  1. Tubuh ramping
  2. Pergerakan sangat lincah
  3. Warna tubuh agak kemerahan
  4. Alat kelamin meruncing, dan terlihat jelas
  5. Keluar cairan putih jika perut diurut ke arah anus
Induk Jantan Siap Pijah (sumber : dok. pribadi)

Induk yang sudah dipilih berdasarkan matang gonadnya kemudian diberok (dipuasakan) selama 1-2 hari. Selama pemberokan induk jantan dan betina dipisahkan. Hai ini bertujuan untuk menghindari mijah maling. Selain itu, pemisahan induk tersebut bertujuan mempercepat pemijahan ikan. 

Tujuan dari pemberokan ini adalah untuk mengurangi kandungan lemak pada tubuh ikan. Hal ini disebabkan lemak pada tubuh ikan dapat menghambat ovulasi telur pada betina dan pengeluaran sperma pada induk jantan.

Tahapan Seleksi Induk Ikan Lele Siap Pijah
  1. Induk Jantan dan Betina ditangkap menggunakan serokan (Scoopnet)
  2. Dilihat ciri fisiknya, apakah sudah sesuai dengan ciri-ciri induk siap pijah
  3. Induk diberok/dipuasakan selama 1-2 hari
  4. Induk siap dipijahkan

Video





Pustaka :
Darseno, 2010. Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Lele. Agromedia Pustaka. Jakarta

Persiapan Wadah dan Media pada Pemijahan Ikan Lele Secara Buatan


Dalam kegiatan pemijahan ikan secara buatan, wadah yang digunakan diantaranya wadah penetasan telur dan wadah pemeliharaan larva hingga ukuran benih. wadah penetasan telur dan pemeliharaan larva dapat berupa kolam/bak semen, kolam/bak terpal, bak fiberglass, dan akuarium.
Pemasangan Kakaban (sumber : dok. pribadi)

Kolam/Bak Semen
Kolam/bak semen yang digunakan berupa kolam/bak yang secara keseluruhannya baik dinding maupun dasarnya terbuat dari semen. Ukurannya sama dengan ukuran kolam/bak semen untuk pemijahan ikan lele secara alami maupun semi buatan yaitu 1m x 2m atau 2m x 3m, dengan ketinggian kolam antara 50-70cm, serta kedalaman air berkisar antara 25-30cm.
Kolam/Bak Semen (sumber : https://4.bp.blogspot.com)

Kolam/Bak Terpal
Kolam/bak terpal merupakan wadal alternatif yang dapat digunakan untuk wadah penetasan telur pada pemijahan ikan lele secara buatan. Ukurannya  biasanya lebih besar dibandingkan dengan ukuran kolam/bak terpal untuk pemijahan ikan lele secara alami maupun semi buatan, yaitu 2m x 3m atau 3m x 4m, dengan ketinggian kolam/bak antara 50-70cm, serta kedalaman air berkisar antara 25-30cm.
Kolam/Bak Terpal (sumber : dok.pribadi)

Bak Fiberglass
Bak fiberglass bisa juga digunakan sebagai wadah penetasan telur. Ukurannya sama dengan ukuran bak fiberglass untuk pemijahan ikan lele secara alami maupun semi buatan yaitu 1m x 2m dengan ketinggian bak 60cm, serta kedalaman air berkisar antara 25-50cm.
Bak Fiberglass (sumber : https://brotocustom.files.wordpress.com)

Akuarium
Akuarium juga gukup memadai untuk digunakan sebagai wadah penetasan telur ikan lele. Ukuran yang biasa digunakan 80cm x 40cm x 40cm atau 100cm x 50cm x 40cm dengan ketinggian air 30cm. 
Akuarium (sumber : dok.pribadi)

Umumnya, wadah yang sering digunakan sebagai wadah penetasan telur pada pemijahan ikan lele secara buatan adalah akuarium. Akuarium diisi dengan air bersih dengan ketinggian 25-30cm. Selanjutnya, dipasang kakaban yang secara umum dibuat dari ijuk yang dirangkai sedemikian rupa dan dijepit dengan menggunakan bilah bambu. ukuran kakaban disesuaikan dengan ukuran akuarium. 

Wadah penetasan telur juga dilengkapi dengan sistim aerasi untuk menjaga sirkulasi air dan menyuplai oksigen ke dalam air media. Untuk mencegah munculnya jamur yang menyerang telur, air media ditaburi dengan garam ikan dan suhu air dipertahankan pada kisaran 25-28 °C.
Persiapan Wadah dan Media Penetasan Telur (sumber : dok.pribadi)

Tahapan Persiapan Wadah dan Media
  1. Wadah dicuci hingga bersih
  2. Wadah yang telah dicuci dikeringkan 
  3. Diisi air bersih dengan kedalaman 25-30 cm
  4. Dipasang kakaban
  5. Dilengkapi sistim aerasi
  6. Ditaburi garam ikan
  7. Diukur suhu dan pH airnya
  8. Wadah dan media siap digunakan


Video


Pustaka
Darseno, 2010. Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Lele. Agromedia Pustaka. Jakarta

Sabtu, 23 Maret 2019

Teknik Pemijahan Ikan Lele Secara Buatan


Pengertian
Pemijahan merupakan kegiatan kunci dalam pembenihan lele. Tanpa tahapan ini, tidak akan muncul ribuan telur yang keluar dari induk betina, sehingga benih lele yang diharapkan pun tidak akan diperoleh. Kegiatan tersebut dimulai dari persiapan wadah dan media, seleksi induk, penyuntikan hormon, pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa, pembuahan/ fertilisasi, penetasan telur, serta pemeliharaan larva.
Pengambilan Hormon Ovaprim (sumber : dok. pribadi)

Ada beberapa teknik pemijahan lele yang dapat dilakukan, diantaranya pemijahan secara alami (tradisional), pemijahan secara semi buatan (semi intensif), dan pemijahan secara buatan (intensif).

Pemijahan ikan secara buatan atau juga disebut dengan pemijahan ikan secara intensif (Induce Breeding) adalah pemijahan ikan dengan melibatkan campur tangan manusia. Pematangan gonad dilakukan dengan menggunakan rangsangan hormonal, ovulasi atau pengeluaran telur dan sperma dibantu oleh campur tangan manusia, dan proses pembuahan telur oleh sperma (fertilisasi) dilakukan dalam sebuah wadah berupa mangkuk atau baskom kecil.

Hormon yang Digunakan
Dalam pemijahan ikan lele secara buatan, proses pematangan gonad menggunakan rangsangan hormonal. Hormon yang sering digunakan dalam pemijahan ikan lele secara buatan yaitu hormon ovaprim atau dapat juga menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa dari ikan donor. Ikan donor yang dapat digunakan adalah ikan mas atau ikan lele dengan perbandingan ikan donor dan ikan resepien adalah 1:1 dalam satuan bobot tubuh. 
Ovaprim (sumber : dok. pribadi)



Proses Striping dan Fertilisasi (sumber : dok. pribadi)

Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat
Tissue Grinder (sumber : dok. pribadi)
  1. Wadah pemijahan / akuarium
  2. Wadah pemberokan
  3. Aerator/blower
  4. Selang dan batu aerasi
  5. Kakaban
  6. Serokan/scoopnet
  7. Timbangan
  8. Kain lap
  9. Alat suntik/spuit
  10. Pisau
  11. Alat bedah
  12. Sentrifugal
  13. Tissue grinder
  14. Termometer
  15. Bulu ayam
  16. Selang sipon
  17. Mangkuk/baskom kecil
  18. pH indikator universal
  19. Kertas tisu



Bahan










  1. Induk jantan dan betina
  2. Ikan donor
  3. Ovaprim
  4. Akuabides
  5. Larutan NaCl 0,9%
  6. Garam ikan
  7. Cacing sutera
  8. Air media

 Prosedur
  1. Persiapan wadah dan media
  2. Seleksi induk siap pijah
  3. Penyuntikan hormon
  4. Pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa
  5. Pembuahan/fertilisasi
  6. Penetasan telur
  7. Pemeliharaan larva

Video

Pustaka
Darseno, 2010. Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Lele. Agromedia Pustaka. Jakarta

Seleksi Calon Induk Ikan

Seleksi ikan merupakan program perbaikan genetik yang bertujuan untuk melakukan pemuliaan hingga menghasilkan benih yang unggul dan diperoleh induk  ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.
Gambar Induk Ikan Mas (sumber : https://www.ikannila.com)

Agar tidak terjadi penurunan mutu induk, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam seleksi induk yaitu : 
  1. Mengetahui asal usul induk,
  2. Melakukan pencatatan data induk (umur, masa reproduksi),
  3. Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik,
  4. Melakukan pemenuhan kebutuhan nutrisi induk,
  5. Mengurangi kemungkinan perkawinan sedarah. 
Seleksi induk dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa program pengembangbiakan sebagai berikut :
1. Selective  Breeding
Suatu program yang dilakukan untuk memperbaiki nilai pemuliabiakkan (breeding value) dari suatu populasi dengan melakukan seleksi dan perkawinan hanya pada ikan-ikan yang terbaik.
2. Outbreeding 
Merupakan perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda varietas.
3. Inbreeding
Merupakan perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama. Inbreeding menghasilkan kehomozigotan yang akan melemahkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan.
4. Hibridisasi
Pengertiannya hampir sama dengan outbreeding.
5. Monosex atau Sex Reversal 
Suatu teknologi  yang  membalikkan  arah perkembangan kelamin menjadi berlawanan. Cara ini dapat dilakukan pada saat ikan belum berdiferensiasi secara jelas menjadi jantan atau betina tanpa merubah genotipnya.

Induk ikan yang baik sebaiknya dipelihara sejak benih umur 1 bulan dan diseleksi kembali pada saat ikan berukuran 100 – 200 gram. Pemilihan calon induk jantan dan betina berdasarkan ciri-ciri morfologinya, diantaranya : 
  1. Memiliki karakter morfologis yang baik,
  2. Berasal dari keturunan yang berbeda,
  3. Memiliki pertumbuhan yang cepat,
  4. Sehat,
  5. Tahan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan,
  6. Responsif terhadap pakan.
Pemeliharaan induk ikan dilakukan dengan padat penebaran 4 kg/m2 dan diberi pakan sebanyak 3 – 5 % bobot per hari. Pemberian pakan induk dilakukan 2 – 3 kali sehari. Pemeliharaan induk ikan bertujuan untuk mempercepat pematangan gonad serta peningkatan kualitas telur. Faktor yang mempengaruhi perkembangan gonad didominasi oleh suhu, makanan, periode pencahayaan dan musim.  Induk ikan dapat bereproduksi secara maksimal adalah sebanyak 6 – 8 kali pemijahan. 
Gambar Pemberian Pakan Ikan (sumber : https://travel.detik.com)
Pemeliharaan calon induk bertujuan untuk menjaga kontinuitas produksi benih perlu dilakukan regenerasi induk ikan. Calon induk ikan dipelihara mulai dari ukuran 50 – 100 gr/ekor. Calon induk yang dipelihara dilakukan seleksi setiap 1 – 2 bulan. Pakan yang diberikan pada calon induk ikan berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan yang diberikan harus memiliki kandungan protein antara 25 – 30 %, dan lemak < 4 %.

Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan berdasarkan ukuran dan persentase bobot ikan. Semakin besar ukuran ikan maka feeding ratenya semakin kecil, tetapi jumlah pakan perharinya semakin besar. Perhitungan kebutuhan pakan harian sebagai berikut :
∑ Pakan Harian (kg) = Feeding Rate (%) x Bobot Biomassa (kg)




Pustaka :
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan. Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta