Sabtu, 23 Maret 2019

Seleksi Calon Induk Ikan

Seleksi ikan merupakan program perbaikan genetik yang bertujuan untuk melakukan pemuliaan hingga menghasilkan benih yang unggul dan diperoleh induk  ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.
Gambar Induk Ikan Mas (sumber : https://www.ikannila.com)

Agar tidak terjadi penurunan mutu induk, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam seleksi induk yaitu : 
  1. Mengetahui asal usul induk,
  2. Melakukan pencatatan data induk (umur, masa reproduksi),
  3. Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik,
  4. Melakukan pemenuhan kebutuhan nutrisi induk,
  5. Mengurangi kemungkinan perkawinan sedarah. 
Seleksi induk dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa program pengembangbiakan sebagai berikut :
1. Selective  Breeding
Suatu program yang dilakukan untuk memperbaiki nilai pemuliabiakkan (breeding value) dari suatu populasi dengan melakukan seleksi dan perkawinan hanya pada ikan-ikan yang terbaik.
2. Outbreeding 
Merupakan perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda varietas.
3. Inbreeding
Merupakan perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama. Inbreeding menghasilkan kehomozigotan yang akan melemahkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan.
4. Hibridisasi
Pengertiannya hampir sama dengan outbreeding.
5. Monosex atau Sex Reversal 
Suatu teknologi  yang  membalikkan  arah perkembangan kelamin menjadi berlawanan. Cara ini dapat dilakukan pada saat ikan belum berdiferensiasi secara jelas menjadi jantan atau betina tanpa merubah genotipnya.

Induk ikan yang baik sebaiknya dipelihara sejak benih umur 1 bulan dan diseleksi kembali pada saat ikan berukuran 100 – 200 gram. Pemilihan calon induk jantan dan betina berdasarkan ciri-ciri morfologinya, diantaranya : 
  1. Memiliki karakter morfologis yang baik,
  2. Berasal dari keturunan yang berbeda,
  3. Memiliki pertumbuhan yang cepat,
  4. Sehat,
  5. Tahan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan,
  6. Responsif terhadap pakan.
Pemeliharaan induk ikan dilakukan dengan padat penebaran 4 kg/m2 dan diberi pakan sebanyak 3 – 5 % bobot per hari. Pemberian pakan induk dilakukan 2 – 3 kali sehari. Pemeliharaan induk ikan bertujuan untuk mempercepat pematangan gonad serta peningkatan kualitas telur. Faktor yang mempengaruhi perkembangan gonad didominasi oleh suhu, makanan, periode pencahayaan dan musim.  Induk ikan dapat bereproduksi secara maksimal adalah sebanyak 6 – 8 kali pemijahan. 
Gambar Pemberian Pakan Ikan (sumber : https://travel.detik.com)
Pemeliharaan calon induk bertujuan untuk menjaga kontinuitas produksi benih perlu dilakukan regenerasi induk ikan. Calon induk ikan dipelihara mulai dari ukuran 50 – 100 gr/ekor. Calon induk yang dipelihara dilakukan seleksi setiap 1 – 2 bulan. Pakan yang diberikan pada calon induk ikan berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan yang diberikan harus memiliki kandungan protein antara 25 – 30 %, dan lemak < 4 %.

Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan berdasarkan ukuran dan persentase bobot ikan. Semakin besar ukuran ikan maka feeding ratenya semakin kecil, tetapi jumlah pakan perharinya semakin besar. Perhitungan kebutuhan pakan harian sebagai berikut :
∑ Pakan Harian (kg) = Feeding Rate (%) x Bobot Biomassa (kg)




Pustaka :
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan. Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Lokasi: Jl. Laksamana R.E.Martadinata, Sukamaju, Tlk. Betung Tim., Bandar, Lampung 35231, Indonesia

2 komentar:

  1. Apakah teknik pemilihan indukan ini dapat diterapkan untuk semua jenis ikan?

    BalasHapus
  2. Secara prinsip teknik seleksi induk tersebut dapat diterapkan pada semua jenis ikan. Hanya saja setiap jenis ikan akan efektif dengan menggunakan teknik tertentu

    BalasHapus